A.Klasifikasi
Usaha Ritel
Ritel adalah suatu kegiatan yang terdiri
dari aktivitas-aktivitas bisnis yang terlibat dalam menjual barang dan jasa
kepada konsumen untuk kepentingan sendiri,keluarga ataupun rumah tangga.
Klasifikasi Usaha Ritel adalah penggolongan jenis-jenis usaha ritel kedalam
suatu kelompok-kelompok tertentu.
1.
Klasifikasi Deskriptif
Pasar ritel dibagi menjadi 2 tipen yaitu:
Ø Berdasarkan Tipe kepemilikan (type of ownership)
Ø
Berdasarkan Tipe
keragaman barang yang dijual (type of merchandise carried)
1.
Speciality
Store yaitu Toko retail yang menjual satu jenis kategori barang atau suatu
barang dengan rentang kategori yang sempit.
2.
Grocery
store Yaitu Toko retail yang menjual sebagian besar barang-barang grocesier,
umumnya menjual lebih dari 60% produk harian pribadi.
3.
Departmen
store yaitu toko yang sebagian besar menjual non-basic item (bukan kebutuhan
pokok), fashiaon dan branded item dengan lebih dari 80% pola konsinyasi.
4.
Hyperstore
yaitu toko yang menjual barang dagangan dalam rentang kategori yang sangat
luas. Menjual hampir kebutuhan setiap lapisan konsumen.
Ø Berdasrkan Luas area penjualan
1.
Small
Store Yaitu toko/ kios yang dioperasikan dengan luas area penjualan <100m2
2.
Mini
market yaitu toko yang dioperasikan dengan luas area penjualan 100m2 s/d 1000m2
3.
Super
Market yaitu toko yang dioperasikan dengan luas area penjualan 1000m2 s/d
5000m2
4.
Hyper
Store yaitu toko yang dioperasikan dengan luas area penjualan > 5000m2
Ø Retail Tanpa toko
1.
Multi Level
Marketing (MLM)
Yaitu suatu
model penjualan barang secara langsung dengan sistem penjualan berperingkat
berdasarkan status keanggotaan dalam jalur distribusi. Dalam MLM ada 3
komponen penting produk yang ditawarkan,
yaitu:
a)
Dirrect Seller (Penjualan Langsung) adalah :
Metode penjualan
barang dan/atau jasa tertentu kepada konsumen dengan cara tatap muka di luar
lokasi eceran tetap oleh jaringan pemasaran yang dikembangkan oleh Mitra Usaha
dan bekerja berdasarkan komisi penjualan, bonus penjualan dan iuran keanggotaan
yang wajar. Yang termasuk dirrect seller yaitu:
· Single Level Marketing
(Pemasaran Satu Tingkat), maksudnya adalah : Metode pemasaran barang dan/atau
jasa dari sistem Penjualan Langsung melalui program pemasaran berbentuk satu
tingkat, dimana Mitra Usaha mendapatkan komisi penjualan dan bonus penjualan
dari hasil penjualan barang dan/atau jasa yang dilakukannya sendiri.
· Multi Level Marketing
(Pemasaran Multi Tingkat), maksudnya adalah : Metode pemasaran barang dan/atau
jasa dari sistem Penjualan Langsung melalui program pemasaran berbentuk lebih
dari satu tingkat, dimana mitra usaha mendapatkan komisi penjualan dan bonus
penjualan dari hasil penjualan barang dan/atau jasa yang dilakukannya sendiri
dan anggota jaringan di dalam kelompoknya.
b)
Merchandise user (pengguna merchandise) adalah :
Merchandising
user berarti memaksimalkan penjualan
merchandise menggunakan pemilihan produk , desain produk , kemasan produk ,
harga produk , dan tampilan produk yang merangsang konsumen untuk menghabiskan
lebih banyak . Ini termasuk disiplin dalam penetapan harga dan diskon ,
presentasi fisik produk dan menampilkan, dan keputusan-keputusan tentang produk
yang harus disampaikan kepada pelanggan yang pada waktu apa .
c)
Manufacture/Produck Principal adalah:
Pembuat/pabrikan/pemilik
dari product yang didistribusikan barang/productnya pada distributor. Dan kemudian
Distributor mendistribusikan /menjual barang/product prinsipal,dengan mendapat
keuntungan distributor bertanggung jawab atas ketersediaan barang prinsipal
sesuai perjanjian yang telah disepakati.
2.
Mail &
Phone Order Retailer (Layanan Pesan Antar)
Perusahaan yang
melakukan penjualan berdasarkan pesanan melalui surat ataupun telepon. Perusahaan
akan mengkompensasikan Overhead cost pengopersian sebuah toko dengan delivery
service.
3.
Internet /
Online Store
Adalah cara
pemasaran yang memanfaatkan jaringan internet atau dunia maya, biasanya berupa
pengiklanan atau pemesanan melalui internet bahkan bisa langsung melakukan transaksi
secara online dengan menggunakan internet banking atau paypal.
1.
Berdasarkan skala usaha
Berdasarkan skala usahanya, usaha ritel dapat
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu ritel besar (peritel berskala besar), dan
ritel kecil (peritel berskala kecil).
A .
Ritel kecil
Peritel berskala kecil disebut dengan ritel
tradisional. Ragam produk yang ditawarkan biasanya tidak sebanding yang
ditawarkan peritel besar. Misalnya untuk produk sabun mandi, jenis merek
yang ditawarkan peritel kecil mungkin tidak terlalu banyak nilai dibandingkan
peritel besar. Usaha ritel kecil dapat dibagi menjadi dua, yaitu usaha ritel
kecil berpangkal dan tidak berpangkal.
1.Usaha
ritel berpangkal
Usaha ritel berpangkal ini ada yang memiliki lokasi
tetap, seperti warung atau kios, dan ada yang memiliki lokasi tidak tetap,
seperti pedagang kaki lima. Lokasi warung atau kios biasanya menjadi satu
dengan tempat tinggal pemiliknya, dengan luas yang tidak terlalu besar,
sehingga pelanggan tidak bisa memilih secara langsung barang yang akan dibeli.
Sedangkan pedagang kaki lima memiliki kegiatan usaha yang tidak terorganisir
dengan baik, tidak memiliki surat ijin usaha, byasanya bergerombol di
trotoar jalanan.
a. Kios adalah tempat usaha kecil yang
menjual barang dagangan secara eceran, yang macam barangnya hanya satu atau
beberapa macam saja.
b. depot adalah tempat usaha untuk memasarkan
barang/jasa kepada para pedagang lain maupun konsumen
c. warung adalah tempat usaha dagang
eceran kecil yang tempatnya dekat pumukiman konsumen, dan barang yang dijualnya
bermacam-macam
d. toko kecil adalah tempat usaha
dagang yang sekalanya lebih besar dari warung, dan jenis barang yang
diperdagangkan lebih komplit
2.Usaha
ritel tidak berpangkal
Jenis usaha ritel ini tidak memiliki suatu
lokasi kusus dalam melakukan kegiatan usahanya ( berpindah-pindah). Jenis usaha
ritel ini menggunakan alat dalam kegiatan usahanya, seperti roda dorong,
sepeda, atau alat pikul. Produk yang ditawarkan biasanya berupa buah-buahan dan
sayur-mayur.
a. pedagang keliling adalah pedagang
eceran yang menjual daganganya dengan cara keliling atau menghampiri pembelinya.
v menggunakan mobil atau motor. Contoh
: pedagang ice cream;
v menggunakan alat pikul. Contoh :
pedagang sayur;
v menggunakan bakul/baskom/. Contoh :
pedagang jamu;
v salesman / pedagang yang mendatangi
rumah konsumen dari pintu ke pintu. Contoh : pedagang rokok
b. pedagang kaki lima adalah pedagang
eceran yang melakukan daganganya di emperan atau trotoar.
c. pasar berwaktu adalah pasar yang
dibuka hanya pada waktu tertentu saja.
- pasar malam
- pasar kaget / sebulan sekali
- pasar murah (setahun sekali)
B .
Ritel besar
Perdagangan ritel berskala besar menyediakan satu
jenis barang ataupun berbagai barang kepada sejumlah besar pelanggan dalam
suatu toko besar. Dalam kegiatan usahanya, peritel berskala besar menyediakan
kenyamanan bagi pelanggan, baik berupa interior dan eksterior toko, maupun
keramahan pelayanan yang diberikan wiraniaganya. Produk yang biasa ditawarkan
oleh peritel berskala besar, antara lain pakaian, alat-alat elektronik,
dan juga produk-produk impor.
1. Discount
Stores / Toko Diskon
Discount store adalah toko pengecer yang menjual berbagai barang dengan harga
yang murah dan memberikan pelayanan yang minimum. Contohnya adalah Makro dan
Alfa
2. Specialty
Stores / Toko Produk Spesifik
Specialty store adalah merupakan toko eceran yang menjual barang-barang jenis
lini produk tertentu saja yang bersifat spesifik. Contoh specialty stores yaitu
toko buku gramedia, toko musik disctarra, toko obat guardian, dan banyak lagi
contoh lainnya.
3. Department Stores
Department store adalah suatu toko eceran yang berskala besar yang
pengeloaannya dipisah dan dibagi menjadi bagian departemen-departemen yang
menjual macam barang yang berbeda-beda. Contohnya seperti ramayana, robinson,
rimo, dan sebagainya
4. Convenience
Stores
Convenience store adalah toko pengecer yang menjual jenis item produk yang
terbatas, bertempat di tempat yang nyaman dan jam buka panjang. Contoh
minimarket alfa dan indomaret.
5. Catalog
Stores
Catalog store adalah suatu jenis toko yang banyak memberikan informasi produk
melalui media katalog yang dibagikan kepada para konsumen potensial. Toko
katalog biasanya memiliki jumlah persediaan barang yang banyak.
6. Chain Stores
Chain store adalah toko pengecer yang memiliki lebih dari satu gerai dan
dimiliki oleh perusahaan yang sama.
7. Supermarket
Super market adalah toko eceran yang menjual berbagai macam produk makanan dan
juga sejumlah kecil produk non makanan dengan sistem konsumen melayani dirinya
sendiri / Swalayan. Contoh yaitu Hero.
8. Hypermarkets
/ Hipermarket
Hipermarket adalah toko eceran yang menjual jenis barang dalam jumlah yang
sangat besar atau lebih dari 50.000 item dan melingkupi banyak jenis produk.
Hipermarket adalah gabungan antara retailer toko diskon dengan hypermarket.
Contohnya antara lain hipermarket giant, hipermarket hypermart dan hypermarket
carrefour
Menurut Mason dan Mayer (1990:7), dalam klasifikasi
ini pasar eceran dibagi menjadi dua tipe, yaitu :
1.Type of ownership (tipe kepemilikan)
Yaitu toko-toko atau bisnis eceran
yang berdiri sendiri, dimiliki secara individual dan pada umumnya merupakan
perusahaan kecil. Dalam pengoperasian sejumlah unit retail ataupun cabang
retail di bawah kepemilikan dan pengendalian sebuah perusahaan atau keluarga
atau seseorang. Rantai retail atau bisnis eceran dapat terjadi Tipe ini dibagi
lagi menjadi beberapa kelompok, yaitu:
2. Type of merchandise carried
Suatu perusahaan retail dapat
diklasifikasikan menurut keragaman dan susunannya.
a.
keragaman
pasar eceran yang mengacu pada aneka jenis produk yang ditawarkan.
b. Susunan
pasar eceran yang mengacu pada pilihan barang yang ditawarkan
Dalam strategi ini, bisnis ritel dibedakan atas
strategi yang dipakai oleh retailer.
1. Margin / turnover strategi
Adalah
perbedaan antara biaya dan harga jual yang ditambahkan pada harga pokok,
sedangkan turn over adalah seringnya perputaran rata-rata yang dijual dalam setahun.
2. Retail price and service strategy
(strategi harga pasar eceran dan jasa)
Strategi yang diterapakan yang
dikaitkan dengan jasa dan eceran yang ditentukan
3. Strategic group classification (strategi
analisis grup)
Yaitu
membagi-bagi retail store ke dalam beberapa kelompok untuk menggambarkan persaingan
pada perdagangan tertentu.
4. Gross margin-merchandise type classification
- Functional
goods, yaitu riteler menerapakan strateginya pada barang-barang yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan fisik.
- Symbolic
goods, yaitu riteler menerapkan strateginya pada barang-barang yang diharapkan
mampu memuaskan keinginannya.
Belum ada tanggapan untuk "Klasifikasi Bisnis Ritel"
Posting Komentar