BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Seperti di ketahui manajemen pada dasarnya merupakan
proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perencanaan pengorganisasian
pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.
Sejalan dengan itu maka manajemen produksi atau operasi merupakan proses
pengambilan keputusan didalam usaha untuk menghasilkan barang atau jasa
sehingga tepat sasaran yang berupa tepat waktu, tepat mutu, tepat jumlah dengan
biaya yang efisien, oleh karena itu manajemen produksi atau operasi
mengkaji pengambilan keputusan dalam fungsi produksi, atau operasi.
Melalui kegiatan
produksi atau operasi segala sumber daya masukkan perusahaan
diintegrasikan untuk menghasilkan keluaran yang memiliki nilai tambah. Produk
yang dihasilkan dapat berupa barang jadi, barang setengah jadi dan jasa. Oleh
karena itu, kegiatan produksi atau operasi menjadi salah satu fungsi
utama perusahaan.
Dalam penyusunan makalah ini penulis memiliiki maksud dan tujuan. Adapun
maksud penulis adalah untuk memenuhi tugas UAS Manajemen operasi produksi. Sedangkan tujuannya, penulis berharap agar makalah ini bisa
memberikan sedikit ilmu pengetahuan mengenai Manajemen Produksi atau
Operasi kepada para pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Manajemen Produksi atau Operasional
Manajemen operasional adalah bentuk pengelolaan secara
menyeluruh dan optimal pada masalah tenaga kerja, barang-barang seperti mesin,
peralatan, bahan-bahan mentah, atau produk apa saja yang sekiranya bisa
dijadikan sebuah produk barang dan jasa yang bisa dijualbelikan.
Sesuai dengan definisinya sendiri, manajemen yang
berasal dari kata manage yang berarti mengatur penggunaan. Jika disandingkan
dengan kata operasional, artinya adalah pengaturan pada masalah produksi atau
operasional baik dalam bidang barang atau jasa.
Manajemen Produksi adalah salah satu cabang
manajemen yang kegiatannya mengatur agar dapat menciptakan dan menambah
kegunaan suatu barang dan jasa. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu dibuat
keputusan-keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan
agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan.
Manajemen operasi adalah suatu proses yang berkesinambungan dan
efektif menggunakan fungsi manajemen dan untuk mengintegrasikan berbagai sumber
daya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan.
Unsur Manajemen terdiri dari ; perencanaan, pelaksanaan, pengawasan.
Tahap Perencanaan, meliputi ; Penentuan strategi operasi; penentuan
lokasi pabrik; Riset dan pengembangan produk; penentuan jumlah produk;
penentuan luas dan pola produksi;penyusunan layout & job design; serta
penentuan standar kerja.
Tahap Pelaksanaan, meliputi ; pengaturan bahan baku; pengturan proses
produksi; pemeliharaan dan penggantian fasilitas; perbaikan lingkungan kerja;
dan perbaikan kesejahteraan pekerja.
Tahap Pengawasan, meliputi ; pengawasan kuantitas ; pengawasan kualitas;
dan pengawasan biaya produksi dan operasi.
Dalam perencanaan, manajer operasi menentukan tujuan subsistem operasi dari
organisasi dan mengembangkan program, kebijakan dan prosedur penentuan peranan
dan focus dari operasi termasuk perencanaan produk, perencanaan fasilitas dan
perencanaan penggunaan sumber daya produksi.
Dengan demikian, Manajemen Produksi atau Operasi menyangkut
pengambilan keputusan yang berhubungan dengan proses produksi untuk mencapai
tujuan organisasi atau perusahaan.
2.2. Sistem Produksi/Operasi
Sistem operasi merupakan sistem yang mengacu pada
sistem transformasi yang menghasilkan barang dan jasa. Gambaran sistem ini
tidak hanya menjadi pijakan untuk definisi jasa dan manufaktur sebagai sistem transformasi,
tetapi juga dasar yang kuat untuk rancangan dan analisis operasi.
Dalam sistem operasi, yang menjadi masukan adalah energi, material, tenaga
kerja, modal dan informasi. Sedangkan sistem operasi yang disandarkan pada
kendali syari’at akan memastikan berjalannya proses transformasi yang amanah,
disamping jaminan halal atas segala masukan yang digunakan serta semua keluaran
yang dihasilkan.
Lingkungan eksternal mempengaruhi ketiga subsistem manajemen operasi.
Sebagai contoh, lingkungan eksternal menyediakan tenaga kerja, bahan mentah
yang menjadi input. Perubahan teknologi dapat mengubah proses transformasi.
Produk yang dihasilkan oleh organisasi dilempar kelingkungan eksternal, tetapi
lingkungan eksternal juga mempengaruhi output yang dihasilkan. Sebagai contoh,
perubahan preferensi konsumen akan mengubah produk yang dihasilkan organisasi
menjadi produk yang lebih sesuai dengan preferensi konsumen tersebut. Alat dan
metode dapat mempengaruhi dan membantu proses transformasi.
2.3. Penentuan lokasi perusahaan
Terdapat 2 kriteria dalam menentukan lokasi produksi:
Kriteria subyektif, keputusan lokasi produksi berdasarkan pertimbangan
subyektif pemilik perusahaan dimana keputusan subyektif ini akan sangat
membantu tercapainya keberhasilan dalam bisnis sekiranya keputusan subyektif
ini didukung oleh berbagai faktor yang memperkuat keputusan subjektif.
Kriteria obyektif, mempertimbangkan berbagai faktor yang akan mendukung
tercapainya keberhasilan. Seperti regulasi pemerintah seputar bisnis yang dijalankan,
budaya masyarakat, akses terhadap pasar dan pemasok, tingkat persaingan, akses
transportasi dan lain-lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan lokasi kerja:
1) Biaya ruang kerja
Biaya untuk membeli ruang kerja dapat berbeda dari satu lokasi ke lokasi
lain tergantung dari letak tanah.
2) Ketersediaan dan biaya tenaga kerja
Perusahaa dapat memilih lokasi dimana terdapat banyak tenaga kerja dengan
keahlian khusus yang diperlukan. Biaya tenaga kerja sangat bervariasi
tergantung dari lokasi perusahaan.
3) Insentif pajak
Insentif pajak diberikan untuk menambah lapangan kerja dan memperbaiki
kondisi ekonomi di daerah-daerah yang menawarkan kridit pajak.
4) Sumber permintaan
Biaya trasportasi dan jasa produk dapat dikurangi dengan memproduksi di
lokasi yang dekat sumber permintaan dari konsumen.
5) Akses trasportasi
Perusahaan lebih memilih lokasi dekat sumber utama transportasi agar para
konsumen lebih mudah mengakses perusahaan.
Bagaimana menentukan lokasi bisnis manufaktur dan jasa.
Lokasi bisnis Manufaktur (penghasil barang)
Model-model penghitungannya:
* Dengan penghitungan biaya angkut dan jarak yang paling rendah
Contoh: perusahaan konveksi, lebih memilih lokasi didaerah kudus yang dekat
dengan pasar kliwon, untuk memasarkan produknya, bahan bakunya pun didaerah
kudus banyak tersedia.
* Metode perbandingan biaya operasi
Memilih beberapa alternatif lokasi, kemudian diperbandingkan dan dipilih
alternatif lokasi dengan biaya operasi paling rendah.
* Dengan pendekatan kualitatif
Contoh: pabrik semen dan minyak, memilih lokasi yang dekat dengan bahan
baku.
Lokasi bisnis jasa
Bisnis jasa lebih diprioritaskan yang lokasinya setrategis, karena tidak
ada biaya angkut. Namun bisnis jasa yang mendatangi konsumen seperti jasa sedot
WC, tidak perlu strategis yang terpenting adalah sarana komunikasinya kepada
konsumen, cukup dengan menempel nomor telephon.
4. Pengaturan Proses Produksi atau Operasi
Keputusan mengenai proses produksi menjadi keputusan yang penting dalam
melakukan desain sistem produksi. Proses produksi diatur sesuai dengan
keinginan dan keadaan prusahaan,dengan memilih dari berbagai alternatif proses
produksi sebagai berikut:
1. Secara umum,terdapat dua jenis proses produksi :
Pertama,sistem Produksi Intermiten
Sistem prosuksi dimana pengelolaan kegiatan produksi bersifat tidak terus
menerus, berkelanjutan dan menggunakan pola mulai selesai.
Artinya,kepastian mengenai kapan memulai proses produksi dan kapan
menyelesaikan proses produksi jelas. Terdapaat dua jenis pola produksi yang
menggunakan sistem intermiten :
a. Produksi massal ( mass production)
Umumnya berlaku pada prusahaan manufaktur. Dilakukan melalui standar
produksi tertentu, prosedur tertentu dan jumlah unit produk tertentu yang
secara rutin diproduksi.
b. Pilihan masal (mass customization)
Bahwa produk yang dihasilkan oleh prusshaan memberikasn keleluasaan kepada
konsumen untuk memilih sesuai selera dan daya beli masing-masing. Perusahaan
memproduksi variasi produk yang lebih banyak,seperti HP,Komputer.
Kedua,sistem proses produksi yang
terus menerus (continous production system)
Sistem produksi dimana pengelolaan kegiatan produksi bersifat terus menerus
dan untuk jangka waktu yang relatif panjang kemudian disimpan dalam gudang,
disalurkan ke penyalur dan dijual kepada konsumen. Contoh perusahaan manufaktur
seperti perusahaan kimia, minyak bumi dan tambang, sedangkan perusahaan jasa
seperti ttransportasi transportasi yang terus menerus memberatkan penumpang
dari terminal.
2. Proses produksi Pelayanan
· Produksi yang standar
Proses produksi yang didasarkan pada standar perusahaan. Standar tersebut
di desain dari informasi konsumen. Konsemen membeli sebagaimana barang yang
distandardisasikan tersebut.
· Produksi menurut pesanan
Proses produksi dilakukan untuk membuat barang sebagaimana yang dipesan
oleh konsemen. Jadi bentuknya tidak distandardisasikan tetapi sangat
bervariasi.
Sifat dan Teknis Produksi
Teknik produksi pada perusahaan manufaktur ada beberapa jenis yaitu:
1. Proses Ekstraktif merupakan proses produksi yang haanya mengambil
dari alam dan sudah terjadi produksi akhir, misalnya emas, batu bara, dan
sebagainya.
2. Proses Analitis merupakan kegiatan produksi yang memisah misahkan bahan
alam menjadi produk akhir, misalnya minyak, semen dan sebagainya.
3. Proses sintetis merupakan kegiatan produksi dengan mencampur bahan-bahan
kemudian diolah menjadi produk akhir, misalnya makanan, minuman, dan
obat-obatan.
4. Proses Pengubahan yaitu kegiatan produksi dengan mengubah bahan baku
menjadi produk akhir, misalnya elektronik.
5. Rancangan Pabrik (Plant layout) dan Sistem produksi
(Produktion System Layout)
Rancangan (Design) menunjukkan ukuran dan struktur pabrik atau kantor.Tata
Letak (Layout) adalah pengaturan mesin dan perlengkapan didalam pabrik atau
kantor. Yang dimaksud pabrik atau rumah produksi merupakan tempat dimana
kegiatan produksi dijalankan.
Keputusan mengenai desain rumah produksi merupakan keputusan yang
menyangkut bagaimana perusahaan mendesain tempat produksi dari mulai fasilitas,
pekerjaan, ruang kerja, gudang dan lain-lain. Sebagai contoh untuk perusahaan
garmen, perlu ditentukan dimana meletakkan bahan baku, menempatkan pekerja,
mesin dan menyimpan hasil akhir. Begitu juga dalam bisnis restoran, manajer
perlu menentukan dimana letak kasir,meja makan, dapur, toilet, hingga lokasi
parkir.
Rancangan sistem produksi menyangkut bagaimana proses konversi dalam sistem
produksi dilakukan. Terdapat beberapa jenis rancangan dalam sistem produksi
sebagai berikut :
a) Rancangan Produksi
Adalah rancanga sistem produksi yang bersifat berkesinambungan dari awal
hingga akhir dan mengikuti satu pola proses produksi. Sebagai contoh, proses
pembuatan kain dari kapas hingga kain jadi. Tahapan proses pembuatan kain
tersebut mulai dari bahan baku berupa kapas disiapkan, kapas dipintal menjadi
kain dalam mesin pintal, kain yang sudah jadi melalui pembersihan, kemudian
kain dan diwarnai dan dibersihkan lagi kemudian dikeringkan, lalu kain melalui
proses penggulungan kemudian digudangkan.
b) Rancangan Proses
Yaitu rancangan sitem produksi yang proses produksinya mengikuti jenis
proses yang harus dilakuakan dan tak selalu harus mengikuti seluruh proses yang
ada. Contah, proses pemariksaan kesehatann disebuah poliklinik. Proses dimulai
dari pasien datang, mendafter ke resepsionis lalu menunggu diruang tunggu.
Proses selanjutnya sangat bergantung jasa apa yang diinginkan oleh pasien,
apakah perlu kedokter anak, ahli penyakit dalam atau pemeriksaan gigi.
c) Rancangan Posisi Tetap
Adalah sistem produksi dimana produk yang akan dibuat diletakkan disatu
tempat, dan berbagai fasilitas seperti mesin, alat produksi, dan tenaga
kerjanya mengerjakan proses produksi ditempat tersebut. Contah, pembuatan
pesawat terbang, atau proses make up artis.
Keputusan mengenai rancangan dan tata letak mempengaruhi biaya operasi
secara langsung karena keputusan ini menentukan harga sewa, mesin dan
perlengkapan. Hal ini dapat berpengaruh pula pada pengeluaran untuk bunga
karena mempengaruhi jumlah pinjaman untuk memeli properti atau mesin.
Prinsip dalam penetapan layout, agar diperoleh : jarak angkut minimum,
aliran matarian seimbang dengan kapasitas, penggunaan ruang efektif, fleksibel
untuk perubahan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi rancangan dan tata letak adalah
karakteristik lokasi. Jika lokasi terdapat didaerah yang harga lahannya mahal,
dapat dirancang gedung tingkat tinggi agar mengurangi biaya lahan yang
dibutuhkan, Proses prosuksi. Rancangan dan tata letak akan dipengaruhi ketiga
rancangan sistem proses produksi diatas,jenis produksi. Rancangan dan tata
letak akan dipengaruhi oleh sedikit banyaknya jenis produksi yang dihasilkan,
kapasitas produksi yang diinginkan. Rancangan dan tata letak harus mampu
disesuaikan dengan penambahan atau pengurangan kapasitas jumlah produksi yang
diinginkan.
6. Perencanaan Jumlah Produksi dan Penentuan Standar
Perkiraan jumlah produk yang dibuat diwaktu yang akan datang dan penentuan
standar dapat dilakukan beberapa cara antara lain :
A. Penghitungan
Forecast Produksi
Forecast produksi didasarkan forecast penjualan perusahaan. Forecast
penjualan dapat dilakukan dengan metode statistik dan metode pendapatan.
Besarnya forecast produksi dirumuskan :
B. Dasar
Perhitungan BEP (Unit)
BEP (Break Even Point) adalah suatu keadaan pada titik atau jumlah
penjualan itu perusahaan tidak laba dan tidak rugi yang berarti total biaya
(Total cost) sama dengan total pendapatan (total revenue). Jumlah produk di
buat harus lebih besar dari unit terjual pada BEP.
Perhitungan BEP mempunyai asumsi, bahwa : Biaya dapat dipisah menjadi biaya
tetap dan variable; Haraga jual dan biaya varibel per unit dalam periode
perhitungn selalu tetap; Semua produksi terjual habis sehingga kuantitas
penjualan sama dangan produksi.
C. Penentuan
Standar Kinerja
Standar kerja yang harus ditetapkan meliputi :
· Standar Kualitas
Standar mengenai kualitas barang atau jasa yang dihasilkan, dapat dilakukan
standar per atribut dari barang dan jasa. Untuk menjamin kualitas barang perlu
pengendalian mutu terpadu. Standar kualitas ini mencakup rencana, proses
produksi, monitoring dan tindak lanjut.
· Standar Kuantitas
Standar mengenai jumlah barang yang harus dibuat dalam suatu periode
tertentu untuk mencapai tujuan dan pertumbuhan perusahaan.
· Standar Waktu Proses
Standar waktu yang dibutuhkan untuk proses produksi yang normal agar
diperoleh efisiensi yang maksimal.
· Standar Produktivitas (Productivity)
Standar mengenai rasio antara output dari proses produksi dan input yang digunakan.
Ukuran productivity dapat diukur baik secara total maupun partial atau
bagian-bagiannya. Ukuran productivity antara lain sebagai berikut:
1. Total factor Productivity, dihitung denga membaagi Output perusahaan
dengan Labor + Capital + Material + Energy input + Businnes service.
2. Material Productivity, dihitung dengan membagi Output dengan
material.
3. Labour Productivity, dihitung dengan membagi Output dengan jumlah Labor.
7. Pengelolaan Dalam Kegiatan Operasi
A. Pengaturan Bahan Baku
Pengatuaran bahan baku dilakaukan dalam mengefesienkan biaya pemasaran dan
penyimpanan yang akan dikeluarkan dalam satu periode dengan penerapan metode
EOQ (Economic Order Quantity) jika asumsinya dapat dipenuhi. Sedangkan untuk
efesiensi biaya penyimpanan ekstra (Ekstra Carrying Cost) dan penganti bahan
baku (Stoc Out Cost) dipergunakan metode ROP (Re Order Point).
Metode EOQ dan ROP memiliki asumsi yang sama yaitu : bahan baku selalau
tersedia pada leveransir; pola produksi yang stabil dalam perusahaan; tarif biaya
pesan dan simpan selalu tepat dalam satu periode; bahan baku yang dibeli tidak
rusak akibat disimpan; perusahaan memiliki gedang.
Juga bisa menggunakan metode JIT (just in time) yaitu metode pengelolaan
bahan baku tanpa harus memiliki gudang penyimpanan,karena bahan baku yang
dibeli dari pemasok langsung diproduksi.jika bahan baku akan habis,levelansir
selalu menyediakan dan menghantarkan sampai lokasi tempat produksi.dalam metode
ini,levalinsir tidak boleh terlambat,sebab akan mengganggu proses produksi.
B. Keputusan Operasi
Pengambilan keputusan merupakan tema pokok dalam operasi perusahaan.
· Keputusan berkaitan dengan proses
Keputusan mengenai proses fisik berkenaan dengan fasilitas yang akan
dipakai untuk memproduksi brang dan jasa.
· Keputusan berkaitan dengan kapasitas
Keputusan mengenai kapasitas diperlukan untuk menghasilkan jumlah produk
yang tepat, ditempat dan dalam waktu yang tepat pula.
· Keputusan berkaitan dengan kesediaan
Keputusan berkaitan kesediaan ini mencangkup apa yang akan dipesan, berapa
banyak, dan kapan dipesan.
· Keputusan berkaitan dengan tenaga kerja
Keputusan berkaitan dengan tenaga kerja mencangkup bagaimana rekrutmen,
proses seleksi diselesaikan, pelatihan dan pengembangan, supervisi, kompensasi
dan PHK.
· Keputusan berkaitan dengan mutu
Keputusan yang menyangkut penentuan mutu produk harus menjadi orientasi
bersama dalam setiap proses operasi penetapan standar, desain peralatan,
pemilihan orang-orang terlatih dan pengawasan terhadap produk yang dihasilkan.
8. Pengawasan Kegiatan Produksi
Pengawasan dalam kegiatan produksi perlu dilakukan yaitu: pada kegiatan
perencanaan atau desainnya, proses produksinya, monitoringnya maupun tindak
lanjut dari monitoring itu. Pengawasan dilakukan pada seluruh aspek kegiatan
yang berkaitan dengan produksi, meliputi: pada kegiatan proses produksi; pada
kualitas produksi atau jasa yang dihasilkan; pada biaya produksi/operasi yang
dikeluarkan; pada tenaga keerja yang melakukan kegiatan produksi.
A. Pembelian
Bahan Baku
Para menejer melakukan tugas-tugas berikut ketika persediaan barang.
Pertama memilih pemasok bahan baku dengan memperhatikan karekteristik seperti
harga, kecepatan, kualitas, layanan dan ketersediaan kredit. Kedua mencoba
mendapatkan potongan/diskon menurut volume. Ketiga menyerahkan produksi kepada
pemasok.
B. Pengawasan
Persediaan Bahan Baku
Pengawasan persediaan adalah proses pengelola persediaan pada tingkat yang
meminimkan biaya. Perencanaan kebutuhan bahan baku adalah proses untuk menjamin
bahawa bahan baku tersedia bila mana diperlukan.
C. Routing
Roting ialah urutan (rute) tugas yang perlu nuntuk menghasilkan sebuah
produk. Bahan baku biasanya dikirimkan ke masing-masing pos krja (work station)
agar dapat dipakai sesuai spesifikasi proses produksi. Bagian tertentu dari
proses produksi diselesaikan disetiap pos kerja. Proses routing biasanya
dievaluasi secara periodik untuk menentukan apakah bias ditingkatkan sehingga
mendapat proses produksi yang lebih cepat dan murah.
D. Penjadwalan
Penjadwalan adalah tindakan menentukan periode waktu untuk setiap tugas
dalam proses produksi. Jadwal produksi adalah rancangan untuk timing dan volume
tugas produksi. Penjadwalan dapat menunjukkan kapan setiap tugas harus
diselesaikan. Cara untuk menjadwalkan proyek khusus adalah teknik evaluasi dan
peninjauan program (program evaluation and review technique-PERT), menjadwalkan
tugas dengan cara meminimkan hambatan proses produksi.
E. Pengawasan
Kualitas
Kualitas adalah dimana derajat dimana barang atau jasa memuaskan
persyaratan atau harapan pelanggan. Pengawasan kualitas merupakan proses untuk
menentukan apakah kualitas barang atau jasa memenuhi tingkat kualitas yang
diharapkan dan mengidentifikasi perbaikan yang perlu dilakukan pada proses produksi.
Kualiatas dapat diukur dengan menilai beberapa karakteristik yang meningkatkan
kepuasan pelanggan.
Pengawasan dilakukan pada berbagai waktu dari aktivitas produksi meliputi:
pada saat menentukan desain atau rancangan produk; pada saat perencanaan proses
produksi; pada aktivitas monitoring; pada akhir proses produksi.
Cara Pengawasan
Pengawasan Terhadap Produk
a) Dengan Sertivikasi
Sertivikasi terhadap produk dapat dilakukan dengan mengupayakan sertifikat
berdasar standart industri, asosiasi dan sebagainya.
b) Pemeriksaan Laboratorium
Pemerikasaan laboratorium dilakukan untuk mengendalikan kualitas produk
terhadap unsur kimiawinya yang dikandung.
c) Penilaian Dari Pendapat Konsumen
Pendapat konsumen didapat dari survei kepada konsumen dengan mengedarkan
daftar pertanyaan untuk dijawab mengenai kualitas produk atau jasa yang
dihasilkan perusahaan.
Pengawasan Terhadap Proses Prodiksi
a) Dengan Penerapan Gugus Kembali Mutu (GKM)
Proses produksi dengan membentuk gugus yang terdiri dari tiga sampai
delapan orang yang pekerjanya sejenis.
b) Perolehan Sertifikasi ISO
Sertifikat ISO diberikan kepada perusahaan yang memenuhi standart
organisasi ISO pada perencanaannya atau proses produksinya atau pengawasannya
atau pada tindak lanjutnya.
Pengawasan Terhadap Tenaga Kerja Dengan Standart Produktifitas
Pengawasan ini dilakukan dengan membandingkan antara kinerja para tenaga
kerja dengan standart yang ditetapkan sebelumnya.
Pengawasan Terhadap Standart Produksi
Dengan menegement control systems atau system pengendalian manejemen.
Caranya dengan selalu membandingkan antara anggaran atau standart yang lain
dengan realita pembelanjaan di bagian produksi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen Produksi/operasi adalah salah satu
cabang manajemen yang kegiatannya mengatur agar dapat menciptakan dan menambah
kegunaan suatu barang dan jasa. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu dibuat
keputusan-keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan
agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan.
Unsur Manajemen terdiri dari ; perencanaan, pelaksanaan, pengawasan.
Tahap Perencanaan, meliputi ; Penentuan strategi operasi; penentuan
lokasi pabrik; Riset dan pengembangan produk; penentuan jumlah produk;
penentuan luas dan pola produksi;penyusunan layout & job design; serta
penentuan standar kerja.
Tahap Pelaksanaan, meliputi ; pengaturan bahan baku; pengturan proses
produksi; pemeliharaan dan penggantian fasilitas; perbaikan lingkungan kerja;
dan perbaikan kesejahteraan pekerja.
Tahap Pengawasan, meliputi ; pengawasan kuantitas ; pengawasan kualitas;
dan pengawasan biaya produksi dan operasi.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Husni Mubarok, M.M. Pengantar Bisnis. Kudus:Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri(STAIN). 2010
http://nurrahmanarif.wordpress.com/2008/11/12/manajemen-operasi
Belum ada tanggapan untuk "Makalah Manajemen Operasi"
Posting Komentar